","Assalamu'alaikum saudara-saudaraku sang pengembara hidup, semoga kita dapat meraih kualitas hidup dengan ridho dan rahmat Allah**

Jumat, 11 Januari 2013

CONTOH PERUBAHAN BUDAYA DAN PERSEBARAN BUDAYA


Contoh Perubahan Budaya

1.      Difusi

Menyebarnya unsur budaya dari suatu kelompok ke kelompok lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antarkebudayaan.

Contoh:

Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi sudah tidak dapat dihindari. Semua orang membutuhkan kecanggihan sebuah alat teknologi untuk menunjang dan memepermudah hidupnya. Salah satu contoh konkretnya adalah kecanggihan alat telekomunikasi seperti Handphone. Handphone merupakan sebuah alat teknologi yang membantu memperlancar kita dalam melakukan komunikasi. Dan alat ini jelas merupakan hasil temuan budaya barat yang akhirnya dapat masuk dan diterima ke seluruh kebudayaan yang ada didunia. Kini handphone bukanlah alat kebudayaan barat saja, melainkan seluruh dunia. Ini merupakan tanda keberhasilan budaya barat yang berupa teknologi yang mampu menembus pasar dunia.

Analisis;

Proses Difusi dapat terjadi karena adanya ketertarikan dan rasa sama-sama cocok dengan budaya tersebut. Sehingga tidak ada masalah yang berarti jika pihak kedua mnyadur budaya pihak pertama. Selain sam-sama untung, kebudayaan ini bukanlah kebudayaan yang sifatnya mendalampada individu. Karena lebih menjorok pada kemajuan IPTEK yang sudah semestinya sling bahu membahu untuk semakin mengembangkannya.

 
2.      Asimilasi

Masuknya suatu budaya ke budaya lain yang nantinya akan menghasilkan budaya baru yang tidak lepas dari dua budaya sebelumnya. Asimilasi adalah proses sosial yang terjadi ketika kebudayaan yang berbeda berinteraksi dan mengubahkan sifat-sifat dan unsur-unsur budayanya untuk membuat satu kebudayaan campuran. Asimilasi terjadi dimana-mana dan telah menjadi bagian dari sejarah kita.

Contoh;

Imigran meksiko yang pergi ke USA untuk mencari kerja. Di awal kedatangan mereka ke USA, mereka selalu ditolak dan dianggap mengganggu keberadaannya disana. Beberapa penyebab penolakan terhadap mereka adalah masalah bahasa dan mereka dianggap sebagai masyarakat kumuh oleh penduduk asli di USA. Tapi akhirnya mereka sekarang menjadi salah satu etnis yang unggul di USA. Karena ternyata etos kerja sangat tinggi. Selain itu terjadi pula pergolakkan di warga Amerika. Orang-orang kulit hitam yang selalu dianggap remeh dibandingkan dengan orang-orang kulit putih, nyatanya beberapa tahun silam terpilih juga seorang kulit hitam menjadi seorang presiden. Ia adalah Barack Obama. Nyatanya Obama mampu menjadi pemimpin Negara adidaya tersebut dan di cintai oleh semua warga Amerika. Kini terhapuslah sudah kesenjangan social yang terjadi pada orang-orang kulit putih dan kulit hitam.

Analisis;
Asimilasi ini tumbuh seiring dengan semakin suburnya sikap toleransi antara sesama manusia. Baik masalah gender maupun ras yang selama ini menjadi dinding pembatas manusia untuk bersatu, kini mulai runtuh dengan semakin berkembangnya isu emansipasi dan keadilan. Sikap saling mengerti inilah yang sebenarnya mampu mencegah adanya perpecahan. Meskipun budaya baru lahir, namun tak ada satupun yang mersa dirugikan karena hal ini terjadi seiring dengan kebutuhan manusia.


3.      Akulturasi

Akuturasi merupakan perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.

Contoh;

Sebelum agama islam datang ke Jawa, orang-orang Jawa adalah penganut agama Hindu yang kuat. Ini merupakan suatu tantangan untuk para ulama yang hendak menyebarkan agama islam di daerah jawa. Akhirnya muncullah walisanga yaitu orang-orang yang menyebarkan agama islam di tanah jawa. Hal pertama yang mereka lakukan untuk memperkenalkan islam kepada masyarakat yaitu dengan menampilakan kesenian-kesenian yang notabennya adalah ajaran Hindu yang disadur menjadi kesenian yang bernuansa islam. Melaui kesenian inilah mula-mula para walisanga memberikan pencitraan agama islam kepada masyarakat.
Mereka mengenalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an dan hadis mula-mula dengan cara yang mirip dengan agama masyarakat pada umumnya sebelum menganut islam. Alhasil hinggga kini terciptalah islam kejawen. Yaitu para umat islam yang ritualnya hampir mirip dengan agama hindu karena hasil asimilasi kebudayaan pada masa lampau. Dan hal tersebut masih berjalan hingga kini. Yaitu dua kebudayaan yang saling beriringan, meskipun esensinya telah islam, caranya masih banyak yang layaknya agama hindu yang notabennya adalah agama nenek moyang di jawa.
Contoh konkretnya yang pertama adalah pertunjukkan wayang. Tadinya, dalam sebuah cerita yang menceritakan tentang srikandi, bahwasannya dia adalah laki-laki yang suka berdandan layaknya seorang wanita. Namun karena agam islam tidak menghalalkan cara itu, Sunan Kalijaga sengaja merubah tokoh srikandi tersebut menjadi seorag wanita asli yang gagah berani. Selain itu, budaya mitoni, 100 hari, dan 1000 hari juga asalnya merupakan kebudayaan hindu yang disadur menjadi kebudyaan islam yang menjadi kegiatan tahlilan.

Analisis;

Akulturasi wajar terjadi sebagai penyesuaian terhadap hal baru yang akan muncul ditengah budaya yang telah mengakar sejak lama. Hal ini dimaksudkan bukan untuk meniru atau mencampur adukkan budaya, melainkan salah satu cara agar budaya baru ini dapat diterima dengan baik oleh mayarakat penganut budaya yang lama. Dan hal tersebut juga bermaksud menghindarkan tindakan anarkis karena kaget terhadap budaya baru yang dihadapi. Karena semua butuh proses, butuh pengenalan dan pemahaman lebih jauh sebelum menentukan pilihan.



Contoh Persebaran Budaya

1.       Internalisasi

Proses belajar kebudayaan sejak lahir sampai mati. Internalisasi berkaitan dengan pengembangan perasaan, hasrat, dan emosi dalam rangka pembentukan kepribadian.
               
Contoh;
           
Sejak kecil seorang anak yang dididik sopan santun, saat dewasa nanti hingga matipun ia akan terbiasa bersopan santun. Sopan santun berarti dia mengetahui batasan-batasan etika dan sikap mengahargai orang lain. Wujud dari internalisasi ini juga merupakan sebuah pengajaran yang dilakukan selama dia hidup. Begitu pula yang terjadi pada seorang anak yang sejak kecil hidupnya hanya di manja. Setelah dewasa pasti sikapnya juga akan selalu ketergantungan. Dia lebih konsumtif dan terbiasa hidup serba dicukupi. Jika hal ini telah terinternalisasi dala dirinya, tidak menutup kemungkinan sikapnya itu menjadi watak yang tidak bisa hilang hingga ia mati.

Analisis;

Proses internalisasi wajar terjadi karena proses ini sama halnya penanaman sejak dini. Jadi suatu hal yang dibisakan sejak awal hingga akhir akan menjadi pembentukan sendiri dala alam bawah sadar manusia. Sehingga sadar atau tidak internalisasi yang dialami oleh sitiap manusia akan melahirkan sebuah watak yang sulit dihilangkan, bahkan sampai ia mati.


2.       Enkulturasi

Proses Enkulturasi adalah proses belajar kebudayaan yang berkaitan dengan system norma yang belaku.

Contoh;
Bali adalah sebuah daerah yang syarat akan kekayaan budaya yang dimiliki. Karena itu pula banyak sekali budaya bali yang berkembang menjadi norma bahkan menjadi sebuah keharusan untuk dilaksanakan oleh para penduduk Bali bahkan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Salah satu kebudayaan Bali yang kental untuk dilaksanakan adalah; yang pertama, wanita yang sedang haid tidak boleh memasuki bahkan mendekati tempat-tempat yang dianggap sakral / keramat, karena dianggap tidak menghormati dewa-dewa yang berda ditempat itu dan  diancam akan dikejar oluh hantu Bali, yaitu Leak.
Yang kedua, dilarang mendekati benda-benda yang dianggap keramat yang ditandai dengan pemakaian sarung kotak-kotak hitam putih maupun merah putih pada benda itu oleh siapapun juga karena mereka meyakini benda tersebut berpenghuni, dan penghuni banda tersebut bisa merasa terganggu dengan kita.
Yang ketiga dilarang menendang atau tak sengaja menginjak sesajen-sesajen yang sering mereka letakkan ditanah merka menganggap ini bentuk sebuah penghinaan terhadap sesembahan untuk para dewa mereka, dan mereka juga takut hal itu dapat menybabkan dewa marah. Entah dengan alasan apapun juga, kita dilarang keras melanggarnya. Bahkan, strategi penyebaran budaya di Bali sangat baik, karena mereka memanfaatkan kuantitas wisatawan yang tinggi dalam memperkenalkan budaya mereka. Bahkan mereka tak segan-segan mengancam para wiastawan dengan berbagai kepercayaan mereka jika tidak menaati norma / batasan- batasan yang mereka miliki.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa yang terjadi di Bali tersebut merupakan salah satu bentuk dari enkulturasi. Karena disini ada suatu motif persebaran budaya dengan memperkenalkan serta mengajak untuk mematuhi norma-norma yang berkembang di daerah mereka. Bahkan dengan ancaaman yang mereka umumkan tersebut juga menjadi sebuah bukti bahwasannya mereka akan menghardik dan mengucilkan siapapun pelanggarnya, meskipun hanya seorang wisatawan.
Analisis;
Sikap enkulturasi ini sebagai buah dari sikap penghormatan. Karena seperti kata pepatah bahwasannya dimana kaki berpijak maka kita harus menaati aturan di tempat dimana kita memijakkan kaki. Selain menghindari pemasalahan, hal ini juga penting untuk keselamatan diri kita. Meskipun tidak semau harus kita laksanaka, paling tidak kita menghargai kebudayaan orang lain. Asalkan itu tidak melanggar kebudayaan kita yang paling mendasar yaitu keyakinan, maka tidak akan menjadi suatu problema.

3.      Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar kebudayaan yang terjadi kerena kebersinggungan dengan orang lain.

Contoh;

Rita adalah anak yang pemalas dan cenderung manja. Namun setelah dia menjadi mahasiswa, dia harus mulai belajar berubah. Teman sekamar kos Rta adalah anak yang rajin. Rita sering merasa malu dan tidak enak kepada teman sekamarnya jika ia selalu bermalas-malasan. Akhirnya kini Rita mulai terbawa dengan sifat rajin temannya. Ia mulai nyaman dengan kebiasaan rajinnya yang baru karena lebih menguntungkan. Rita dapat berubah sedemikian rupa karena proses sosialisasi yang baik dengan teman sekamarnya itu.
Analisis;
Sosialisasi juga merupakan proses pembiasaan. Maka dari itu prlu kita sadari bahwasannya memilih dengan siapa kita akan bergaul/ bersosialisasi akan sangat berpengaruh terhadap diri kita. Seperti kata pepatah, jika kita berteman dengan penjual minyak wangi kita akan ikut menjadi wangi. Namun jika kita bergaul dengan pandai besi, maka kita juga akan berbau gosong seperti besi yang dibakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar